7 Cara Membedong Bayi Yang Aman Dan Benar – Masyarakat Asia dan termasuk Indonesia umumnya masih mempercayai tradisi membungkus bayi yang baru lahir memakai sebuah selimut agar kakinya lurus tetap lurus yang di sebut dengan cara bedong bayi. Namun jika Anda tidak melakukannya dengan sebuah teknik membedong bayi yang benar, bedong bayi malah akan meningkatkan risiko terhadap buruknya beberapa kondisi kesehatan si kecil. Bedong merupakan salah satu tradisi yang telah usianya sudah berabad-abad dan diyakini dapat membuat bayi jadi merasa masih berada di dalam kandungan ibu yang hangat. Membedong si kecil juga dikenal mampu menenangkan bayi yang sering rewel karena masih belum terbiasa berbagai terhadap suara-suara dari dunia luar.
IRT Ini Menghasilkan 38,7jt/bln via Internet
Dia melakukannya dirumah sambil masak dan momong anak. Simak kisah lengkapnya..
>>oke saya mau<<
Sebenarnya cukup banyak manfaat membedong bayi ketika dia baru lahir, namuan kesalahan dalam membedong buah hati Anda juga dapat berbahaya. Sebelum Anda lihat video cara bedong bayi di bagian akhir tulisan ini, berikut 7 cara membedong bayi yang aman dan benar seperti yang pernah dilansir empowher.
1 – Bedong Bayi Setelah Terpenuhi Kebutuhannya
Bayi Anda hanya boleh dibedong setelah semua kebutuhannya terpenuhi, misalnya makan dan mengganti popoknya. Apabila bayi yang telah dibedong malah mengerutkan alis dan tangannya seperti mengepalkan tinju, maka masih ada beberapa hal lain yang mungkin dibutuhkan bayi. Menangis merupakan satu-satunya cara bayi untuk mengungkapkan bahwa dirinya masih membutuhkan sesuatu.
2 – Jangan Bedong Bayi Sepanjang Waktu
Hindarilah membedong bayi Anda sepanjang waktu. Sebuah studi ilmiah menunjukkan bahwa bayi baru lahir dan rutin dibedong malah akan jarang bergerak, kurang efektif dalam minum susu, dan cenderung memiliki berat badan lebih besar dibandingkan bayi yang tidak dibedong.
3 – Pastikan Bayi Sudah Minum Susu
Bayi yang sedang dibedong akan lebih cepat tidur bahkan selama dia minum susu. Padahal bayi yang baru lahir itu membutuhkan makanan berupa air susu kira-kira sebanyak 8 hingga 12 kali dalam waktu 24 jam untuk dapat mencegah dehidrasi.
4 – Jangan Abaikan Kontak Dengan Ibu
Bayi Anda memerlukan kontak dengan kulit ibunya agar dapat membantu mengatur suhu tubuh bayi, denyut jantungnya, pernapasan, kadar hormon, dan juga memantapkan ikatan antara ibu dan juga bayinya. Bedong juga bisa mengurangi kontak antara bayi dengan ibunya, jadi sebaiknya jangan pernah membedong bayi Anda sepanjang waktu. Baca juga: Ajaibnya Sentuhan Ibu Bagi Bayi.
5 – Gunakan Kain Yang Nyaman
Kain yang digunakan untuk bedong harus yang nyaman dan juga tidak boleh terlalu ketat. Bedong sebenarnya tidak harus menjaga bayi untuk tidak dapat bergerak sama sekali. Bayi Anda harus harus bergerak untuk dapat mengembangkan kontrol otot dan juga sistem sarafnya. Selain itu bergerak juga penting untuk menjaga kelancaran aliran darah si kecil ke seluruh tubuh. Bayi yang dibungkus dengan terlalu erat di bagian dada juga dapat meningkatkan risiko infeksi pneumonia dan infeksi pernapasan. Gerakan dari anggota badan juga merupakan cara si kecil menyatakan bahwa dirinya saat itu sedang lapar.
6 – Pinggul Dan Kaki Bayi Harus Sejajar
Pastikan agar bagian pinggul dan kaki bayi dalam posisi yang sejajar sebelum Anda mulai membedongnya. Kesalahan dalam cara bedong bayi dapat menyebabkan terjadinya dysplasia pinggul yang akan mengakibatkan timbulnya penyakit degenerasi sendi, radang sendi pinggul serta sakit kronis di kemudian hari. Setelah bayi Anda telah mencapai usia 1 bulan usia dan dia menjadi lebih aktif, si kecil hanya boleh dibedong pada saat akan tidur.
Apa Itu Hip Dysplasia Atau Dysplasia Pangkal Paha?
Pembedongan yang salah dapat menyebabkan hip dysplasia. Ketika berada di dalam kandungan, kaki bayi berada dalam posisi janin dimana posisi kaki dalam bentuk ditekuk ke atas. Pelurusan kaki yang dilakukan secara mendadak ketika dibedong bias melonggarkan sendi dan merusak tulang rawan bayi. Untuk itu bedong yang di pakai harus memiliki kantong longgar atau rongga untuk kaki bayi, agar tidak menghambat gerakan pinggul. Untuk informasi lebih lanjut bisa dilihat di hipdysplasia.org.
7 – Jangan Terus Dibedong
Bayi yang masih terus dibedong hingga usianya mencapai sekitar tiga bulan akan dapat meningkatkan gangguan pada bagian perut bayi. Berikut video teknik membedong bayi tradisional yang benar dan harus Anda perhatikan baik-baik:
Menggunakan bedong tradisional seperti di atas sekilas tampak mudah, namun Bunda harus berhati hati, seperti yang disebutkan dalam poin 6 di atas, bahwa jika salah dalam melakukannya bisa menyebabkan hip dysplasia atau dyplasia pangkal paha. Tentu bunda tidak mau mengambil risiko membahayakan buah hati Bunda bukan? Oleh karena itu jika Bunda masih pemula (baru memiliki anak pertama) atau jika merasa khawatir dengan kesehatan bayi, baik saat ini ataupun di masa yang akan datang karena bedong yang salah, sebaiknya Bunda menggunakan bedong modern yang praktis dan aman serta direkomendasikan para ahli medis yang tampak seperti dalam video di bawah ini, cara membedong bayi dengan bedong instan modern ini lebih aman untuk kesehatan si buah hati.
Tips Tambahan: Lingkungan Tidur Yang Aman
Sesuai pedoman dari American Academy of Pediatrics mengenai lingkungan tidur bayi dan penggunaan selimut, semua benda lembut dan longgar seperti selimut harus dihindarkan dari tempat tidur bayi untuk mengurangi resiko kematian tiba-tiba pada bayi (SIDS – Sudden Infant Death Syndrome) karena benda tersebut bias secara tidak sadar menutupi saluran pernafasan bayi.
Itulah 7 cara membedong bayi yang aman dan benar agar tetap menjaga kesehatan bayi Anda serta tidak terjadi kesalahan yang bisa berakibat fatal bagi si kecil. Sekali lagi, jika Anda tidak mau repot, sebaiknya gunakan bedong bayi modern yang instan agar lebih mudah. Selain itu, agar bayi dapat bertumbuh dengan aman, kami menganjurkan orang tua untuk menggunakan bedong instan yang aman seperti bedong lanugo (lihat video ke dua), silahkan kunjungi website www.lanugo.asia untuk info lengkapnya.
Tips Penting Lainnya:
Tags: Merawat Bayi